Kota Malang (MTsN 1) – kerjasama dan komunikasi yang baik adalah salah satu kunci sebuah organisasi dalam mencapai keberhasilan. Berkaitan dengan hal itulah, MTsN 1 Kota Malang mengadakan pelatihan Brain Model Strategy yang diikuti oleh seluruh guru dan pegawai pada Kamis (20/6).

Sekitar 100 guru dan pegawai Matsanewa tampak sangat antusias dalam mengikuti pelatihan BMS yang difasilitasi oleh Tim EQI (Education Equality Improvement). Kegiatan yang dilaksanakan di aula madrasah ini di mulai pada pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB.

Acara di awali kegiatan dinamika organisasi yang disampaikan oleh Sumikan, dalam kegiatan ini lebih ditekankan pada permainan yang membutuhkan konsentrasi peserta melalui cerita dan permainan. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan BMS, di sesi ini Umar Kadafi yang bertugas menjadi narasumber.

Pelatihan Brain Model Strategy menjelaskan tentang tipe-tipe kepribadian seseorang, misalnya tipe dominant, compliant, steady, dan influencer. Dalam sesi ini juga dibahas tentang cara kerja otak kiri dan kanan seseorang dan bagaimana dominasi kerja otak itu mampu memengaruhi karakter seseorang.

Bukan hanya mendengarkan cerita dari pemateri, namun dalam pelatihan ini peserta juga diajak aktif melalui kegiatan kuisioner untuk mengetahui karakter masing-masing dan dominan menggunakan otak kanan atau kiri.

Kemudian para peserta dikelompokkan berdasarkan kesamaan tipe karakter, di sini para peserta bisa saling diskusi untuk lebih mendalami kelebihan dan kelemahan tipe karakter masing-masing. Acara juga semakin seru dengan adanya permainan kerjasama tim dengan berjalan melewati jembatan koran.

Usai pelatihan BMS kegiatan dilanjutkan dengan refleksi yang disampaikan oleh Abdul Tedy Rahman yang juga ketua Tim EQI. Dalam sesi ini, Tedy menyampaikan tentang kisah pengalamannya yang diharapkan bisa menginspirasi para peserta dan pada akhirnya mampu mengoptimalkan peserta dalam bekerja di organisasinya.

Salah satu peserta pelatihan, Yoga Prasetya mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para guru dan pegawai dalam meningkatkan kerjasama dalam sebuah tim. β€œKegiatan ini sangat luar biasa karena disampaikan langsung oleh para praktisi, sehingga pelatihan tidak hanya berupa (hal yang) teoretis tapi juga praktik. Banyak hal yang bisa kita ambil secara langsung dan semoga pelatihan seperti ini bisa dilanjutkan secara rutin dengan materi yang berbeda,” jelas guru bahasa Indonesia dan pembina ekstrakurikuler penulisan kreatif tersebut. (Zul)