“Apik” adalah panggilan akrab Aji Nur Afifatul Hasnah yang lahir di Malang, 27 Agustus 1994. Ibu muda yang merupakan alumni siswa MTsN 1 Kota Malang tahun 2006/2007 ini adalah inspitaror pembaca Matsa-GEMILANG Edisi ini. Karena karya Best Seller-nya memberi peran penting dalam khasanah perkembangan dan kemajuan di Indonesia. Ow, siapakah Mbak Apik? Yuk, kita baca profilnya!
Apik yang berhobbi membaca dan lulusan Sarjana Akuntansi Universitas Brawijaya ini memilik motto hidup “Jadilah Bermanfaat”. Profesi Apik cukup keren, yaitu: Ibu Rumah Tangga, Penulis, dan Pendiri Yayasan Sosial. Mengapa keren? Berkat profesi yang menurut orang sebagai profesi sederhana, justeru mengantarkan Apik mampu berkarya cipta dan menginspirasi kaum muda Indonesia. Lihat saja profil IG-nya! Ribuan follower-nya. Bahkan ratusan riburan fans yang menge-like setiap postingannya.
Karya cipta yang pernah dihasilkan Apik antara lain: Menentukan Arah (2016), Melangkah Searah (2019), Ibu dan Kue Lebaran (2019). Tentu saja buku-buku ini telah terpajang manis di toko-toko buku besar di Indonesia, seperti: Gramedia, Toga Mas, Gunung Agung, dan lain-lain. Sungguh kurang up date bila kita tak mau memiliki dan membaca salah satu buku karyanya. Karena buku-buku dengan judul yang unik ini mampu mengulas ide-ide cemerlang menggunakan bahasa yang renyah namun tetap berbobot dan sarat makna.
Apik, wanita bersuamikan Kurniawan Gunadi yang juga seorang penulis muda handal dan inspiratif ini, memiliki dua putri cantik yang bernama Ghinannisa Shabira Gunadi
dan Yassara Sadida Gunadi adalah figur istri dan ibu idaman. Berkat karya best seller juga profilnya sebagai figur idaman, Apik pernah diminta menjadi narasumber di forum-forum muda sebagai berikut. Talkshow Keputrian, SMAN1 Wonosari DIY, 2019. Muslimah Influencer: Positive Vibes, SKI FIB UNS, 2018. This Isn’t Joke, Kemuslimahan Jamaah Salahuddin UGM 2018. Kelas Pejuang Persalinan Aman, Bidan Muda Bergerak 2018. Muslimah dan Pendidikan, UKI JAA UMY, 2018. Bedah Buku Nasional (Menentukan Arah), Langit Manajemen Palu, 2017. Bedah Buku Menentukan Arah, FIM Bogor, 2017. Talkshow Muslimah Ramadhan di Kampus, Al Amin UST Yogyakarta, 2017. Bedah Buku Menentukan Arah, Katalis Pendidikan, 2017. Muslimah Pembangun Peradaban, Kemuslimahan UMY, 2017.
Wow, keren banget kan profil Mbak Apik ini? Nah, bagaimana sih kesan Mbak Apik selama sekolah di MTsN 1 Kota Malang?
“Waktu sekolah, saya bukan termasuk anak yang dikenal pandai. Saya lebih mencintai kegiatan ekstra dibandingkan pelajaran, saya lebih nyaman di ruang OSIS daripada di kelas, beberapa kali dipanggil guru karena berulah, tapi tetap bagi saya seberapa bandelnya saya, menghormati guru adalah hal yang wajib dan tidak bisa ditawar. Di sekolah ini saya berproses, diberikan ruang untuk memilih yang saya sukai mulai menjadi konselor sebaya, ikut international children conference, sampai menjalankan proker-proker di OSIS. Seru! Dari sekolah ini saya juga mendapatkan banyak sekali teman baik yang masih terkoneksi sampai sekarang. Tapi sayang, waktu saya sekolah di sini budaya literasi dan membaca kurang digaungkan, sehingga saya tidak menemukan rekam jejak keseruan saya dengan buku dan karya tulis di jenjang ini.”
Nah, sekarang apa saja pesan-pesan Mbak Apik untuk para siswa, para guru, juga prospek literasi di MTsN 1 Kota Malang?
“Suka membaca dan menulis tidak akan membuatmu menyesal di kemudian hari. Tulislah hal-hal yang baik dan bermanfaat, ingat-ingat segala sesuatunya akan dipertanggungjawabkan termasuk tulisan-tulisan kita.”
“Semoga budaya literasi dan peningkatan minat baca terus digiatkan di MTsN Malang 1. Semoga guru-guru juga bisa menjadi teladan untuk para siswa bahwa membaca dan menulis dua kebiasaan baik yang perlu diistiqomahkan.”
“Saya mendukung sekali dikembangkannya program pengembangan kepenulisan di tingkat SMP, mungkin saat ini siswa-siswi belum merasakan dampak yang signifikan akan pentingnya pengembangan dua kebiasaan baik ini, tapi ke depan akan sangat bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain yang membaca karya-karyanya.”
“Membangun budaya literasi juga berarti turut membangun peradaban dan kemajuan suatu negara, jika ada yang bersemangat untuk ini insyaAllah menjadi ladang manfaat yang luar biasa. Berawal dari sebuah tulisan singkat, bisa berakhir menggerakkan begitu banyak orang. Karena kebaikan itu menular, dan tulisan adalah salah satu media yang tepat untuk menularkan kebaikan-kebaikan itu.”
Lalu, apa pesan Mbak Apik untuk adik-adik, siswa MTsN 1 Kota Malang yang putri, sebagai calon seorang ibu pada masa medatang?
“Kebiasaan ibu adalah kebiasaan keluarga. Ibu yang rajin membaca dan menulis akan melahirkan anak-anak yang juga rajin membaca dan menulis karena anak meniru kedua orangtuanya. Ibu adalah orang yang diharapkan paling dekat interaksinya dengan anak-anak, lewat ibu-ibu yang berpengetahuan luas, kreatif, dan melek literasi, maka lebih mudah untuknya nanti dalam berkomunikasi dan menyampaikan hal-hal serta nilai-nilai kebaikan pada anak-anaknya. Jangan malas saat ini untuk terus belajar, membaca, dan menulis. Kemalasan akan mengantarkanmu kelak menjadi ibu yang penuh kecemasan dan keraguan, sebaliknya ketekunan akan mengantarkanmu pada sosok ibu di masa depan yang kuat dan berdaya.”
Tuh kan apa kata Mbak Apik? Jadi cewek harus banyak membaca dan menulis. Agar berpengetahuan luas, kreatif, dan melek literasi sehingga lebih mudah berkomunikasi dan menyampaikan hal-hal yang bernilai kebaikan. Jangan medsos yang mubadzir ya! Tapi, manfaatkan gadget-mu untuk berkarya kreatif, produktif, dan inspiratif bagi pelajar lain di penjuru negeri ini. “Salam muda, salam literasi! Yang muda yang berkreasi!” (Yuyus Robentien, Pimred Matsa-GEMILANG).