Kota Malang (MTsN 1) – Prestasi membanggakan tingkat internasional kembali diraih oleh siswa MTsN 1 Kota Malang. Kali ini, anak-anak Matsanewa sukses meraih medali emas dalam ajang World Invention Creativity Olympic 2021 yang diadakan di Korea Selatan.

Prestasi tersebut dipersembahkan oleh Tim KIR Matsanewa yang beranggotakan Fairuz Daffa Al-Hazza, Majida Salma, Salwa Dilara N.H., Farsya Fahira Islami, dan Aqila Razzan.

World Invention Creativity Olympic (WICO) 2021 adalah kompetisi yang diadakan di Korea Selatan dan diikuti oleh 25 negara. Negara tersebut di antaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Kroasia, Senegal, Moldova, Rumania, Irak, Iran, Mesir, Sudan, Rusia, Korea Selatan, Tiongkok, India, Thailand, Srilangka, Jepang, Filipina, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Australia, dll.

“Kompetisi ini kami ikuti secara daring, dengan mengirim video presentasi dan poster untuk dinilai oleh dewan juri,” jelas Fairuz Daffa Al-Hazza, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, pada Kamis (29/7/2021).

Lebih lanjut, siswa kelas 9H tersebut menyampaikan, dalam kompetisi ini, ia dan teman-temannya membuat sebuah alat perangkap hama untuk tanaman tembakau yang diberi nama Inpestor 1.0.

Pembuatan alat ini juga dilandasi oleh niat mulia dari siswa Matsanewa tersebut. “Dengan penelitian ini, kami berharap dapat mengurangi persentase gagal panen bagi petani tembakau, sehingga dapat meningkatkan ekonomi Indonesia di bidang perkebunan, khususnya tembakau,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Fairuz juga menceritakan, Inpestor 1.0 ia buat bersama teman-temannya karena ada banyak hama yang dapat menggagalkan panen para petani tembakau.

“Alat ini (Inpestor 1.0) mampu bekerja lebih efektif dan efisien dibandingkan inovasi-inovasi sebelumnya. Bahkan, alat ini mampu bekerja secara otomatis dan ramah lingkungan karena dapat menggantikan pestisida,” ungkapnya.

Fairuz, juga menyampaikan, penggunaan Inpestor 1.0 tersebut mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan petani hingga 10 – 20%.

“Tujuan utama dibuatnya alat ini adalah untuk menangkap hama pada tanaman tembakau sebagai komoditas di Asia Tenggara dan pemakaiannya juga memanfaatkan sinar matahari. Di antara manfaat dari Inpestor 1.0 adalah mampu bekerja dengan cara yang lebih efektif dan ramah lingkungan sekaligus menjadi solusi dari pencemaran akibat penggunaan pestisida dan penurunan produksi tembakau yang disebabkan oleh hama,” pungkas siswa yang telah banyak meraih prestasi di bidang KIR tersebut. (Zul)