Kota Malang (MTsN 1) – Prestasi membanggakan berhasil diraih Tim KIR MTsN 1 Kota Malang beberapa waktu yang lalu di ajang ISIF (International Sciences and Invention Fair) 2020.

Dalam kompetisi tingkat dunia itu, Hasna Febriana Syukurillah, Ain Nur Azizah Putri Harsya, Nahda Nur Handwiyan Widiastuti, Briliana Alya Nafisa, dan Dania Wijayanti berhasil membawa pulang medali emas.

Tak berhenti  sampai di situ, dengan raihan medali emas tersebut Hasna Febrina dkk. Akhirnya mendapatkan tiket untuk mengikuti AISEF (Asean Innovative Science and Enterpreneur Fair) 2021.

Prestasi cemerlang ini juga tak lepas dari penelitian mereka yang inovatif berjudul DIMITRI (Smart and Active Edible Coating): Utilization of Lactic Acid Bacteria (LAB) from White Cabbage Heads (Brassica Oleracea L. Var Capitata) and Brazilin Compounds to Extend the Shelf Life of Fresh Meat.

Dikutip dari kemenag.go.id, Hasna Febriana Syukurillah menjelaskan, DIMITRI merupakan smart dan active edible coating. DIMITRI berbahan dasar kayu secang yang mengandung senyawa brazilin sebagai smart coating dan berfungsi untuk mendeteksi tingkat keasaman (pH) dari daging.

“Kami mengombinasikannya dengan active coating yang berbahan dasar krop kubis putih karena mengandung Bakteri Asam Laktat (BAL) sebagai antibakteri,” terang Hasna.

Ain Nur Azizah juga menambahkan, dalam penelitian ini mereka ingin membuat suatu yang baru yang efektif dan efisien dalam mendeteksi tingkat keasaman daging. Caranya, dengan menggabungkan smart dan juga active edible coating. Pada penelitian sebelumnya, mereka hanya menggunakan active coating atau hanya menggunakan smart coating.

“Pada penelitian ini, kami membuat 9 sampel kombinasi dengan 3 kali pengulangan. Dari beberapa pengujian didapatkan hasil terbaik yaitu sampel A3B2, yang terdiri dari 6% senyawa brazilin dan 8% bakteri asam laktat,” jelas Azizah.

Dania Wijayanti juga menuturkan, kelebihan dari penelitian ini adalah prosesnya lebih ekonomis serta mudah diproduksi dan diaplikasikan. Temuan penelitian ini juga dapat memperpanjang lama umur simpan daging hingga 10 hari.

Hal senada juga disampaikan Nahda. Menurutnya, dengan temuan ini, masyarakat bisa mengawetkan daging sapi dengan lebih higienis. “Sehingga, ketika dikonsumsi juga akan lebih aman,” jelasnya.

Briliana juga menyampaikan tanggapan lebih lanjut, “Temuan ini juga memberikan alternatif baru yang inovatif dan aplikatif bagi masyarakat, karena dapat meningkatkan daya umur simpan daging sapi,” tegasnya. (Zul)